Dashi dan Masakan Jepang


Dashi (出 汁, だ し) adalah sejenis kaldu yang banyak digunakan pada berbagai jenis masakan Jepang. Dashi digunakan sebagai kaldu pada miso soup, noodle soup, donburi (rice bowl), chawanmushi (savory egg custard). Dashi juga digunakan sebagai cairan yang ditambahkan ke dalam tepung pada pembuatan okonomiyaki dan takoyaki. 

Ini yang penting "tanpa dashi, masakan Jepang hilang keasliannya"
Dashi dapat dibuat dari katsuboshi (dried bonito flakes), kombu (kelp), dried shiitake mushrooms, dan iriko/niboshi (dried baby anchovies/sardines)
Dashi
Katsuboshi (dried bonito flakes)
Kombu (kelp)
Dried shiitake mushrooms
Iriko/niboshi (dried baby anchovies/sardines)

 Cara membuat dashi dari katsuoboshi dan kombu, cukup dengan memasukkan kedua bahan tersebut dalam air yang mendekati mendidih, kemudian kaldu disaring dan kedua bahan diperas sampai kaldunya habis.  Katsuoboshi dan kombu masing-masing memiliki sodium inosinate dan asam glutamate yang tinggi sebagai unsur cita rasa kelima, umami. Untuk membuat dashi dari shiitake mushrooms dan Iriko/niboshi sama seperti membuat dashi dari katsuoboshi dan kombu

Ada empat jenis dashi yang dibuat:
1. Awase dashi (katsuoboshi + kombu)
Awase dashi adalah dashi yang umum dibuat, merupakan kombinasi katsuoboshi dan kombu.

2.  Kombu dashi (Kombu)
Kombu dashi biasanya dikonsumsi oleh vegetarian.  Kombu dashi mempunyai cita rasa yang ringan. Kombu dashi biasanya dibuat jika bahan utamanya adalah ikan atau seafood, sebab jika ada katsuoboshi maka cita rasanya akan terlalu kuat.

3.  Iriko dashi (dried baby anchovies/sardine)
Iriko dashi mempunyai aroma ikan tapi cita rasanya tidak amis. Iriko dashi mempunyai rasa gurih yang kuat seperti soy sause.  Biasanya Iriko dashi tidak digunakan untuk hidangan ikan karena akan sangat kuat rasa ikannya.

4. Shiitake dashi (dried shiitake mushrooms)
Shiitake dashi juga biasanya dikonsumsi oleh vegetarian.  Shitakate dashi jarang digunakan sendiri tapi biasanya dikombinasikan dengan dashi lain untuk meningkatkan cita rasa umami. 

Saat ini telah tersedia dashi instan jika hanya ingin membuat semangkuk miso soup. Ada 2 jenis dashi instant, pertama, dashi bubuk bebas MSG dan pengawet. Dalam Bahasa Jepang tanpa MSG ditulis sebagai 無添加 (mu ten ka) dan 天然素材(ten nen so zai). Kedua, dashi yang memiliki cita rasa lebih kuat, karena terdapat penambahan rasa glutamate.

Dashi instant tanpa MSG dan pengawet

Dashi Instant dengan MSG 
Dashi instant
 Dashi instant
Mana yang disuka? Membuat sendiri atau instant.  Mungkin sama dengan cara memasak makanan yang lain. Menyiapkan semua bahan masakan dan memasaknya akan menimbulkan sensasi tersendiri, kepuasan yang tak terhingga melihat hasil masakan.  Tapi memasak bahan yang telah tersedia (instant) juga memiliki sensasi yang berbeda, cepat dan ringkas, langsung nyam nyam nyam, nikmat.

Gambar diambil dari google



Comments

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya

Popular posts from this blog

Informasi Dibalik Indahnya Sebuah “Kemasan Beras Jepang”

Image
Saya hanya sedikit tahu “cerita” tentang import beras yang ramai diberitakan, diperbincangkan, dan diperdebatkan pada periode Januari 2018. Katanya pemerintah akan melakukan import 500.000 ton beras dengan alasan untuk memperkuat cadangan beras nasional sehingga tidak terjadi gejolak harga dan juga diperkirakan hasil panen beras pada pertengahan Februari 2018 dan akhir Maret 2018 (saat panen raya) akan menurun. Disain "elegan" sebuah kemasan beras Jepang Saya tidak akan turut meramaikan cerita tentang import beras tersebut. Saya hanya ingin cerita “santai” tentang kemasan beras. Ya tentang “kemasan beras Jepang”. Kemasan beras di Jepang sangat beragam. Kemasan ada yang terbuat dari plastik, kantong kertas atau kemasan lain yang dirancang khusus seperti kaleng.  Beras dalam kaleng digunakan dikala darurat atau dikala bencana. Beras kaleng dapat disimpan hingga 5 tahun.   Setiap kemasan didisain dengan sangat “eye catching” sehingga menarik minat para pembeli dan
Read more

Fermented Seasoning, meng"khas"kan masakan Jepang

Image
Fermented seasoning atau bumbu yang berasal dari proses fermentasi banyak digunakan dalam makanan Jepang. Fermented seasoning ini akan meng"khas"kan atau menjadi ciri utama dari flavour atau aroma dan rasa masakan Jepang. Fermented seasoning yang selalu digunakan dalam masakan Jepang adalah sake, mirin, miso, shoyu/kecap asin, rice vinegar/cuka beras.  Di Jepang, entah itu di supermarket atau kombini banyak sekali tersedia makanan siap saji khas Jepang dan "menggugah selera". Tapi karena hampir semua menggunakan 5 fermented seasoning tersebut, maka hanya bisa memandangnya saja.  Sebagai muslim harus teliti membaca setiap ingredient yang ada pada label makanan, apakah mengandung fermented seasoning terutama sake dan mirin, karena kandungan alkoholnya.  Mirin sebetulnya ada juga yang bebas alkohol atau alkoholnya kurang dari 1 %  disebut mirin-fu chomiryo (secara harfiah: bumbu seperti mirin) dengan rasa yang sama dengan mirin ang mengandung alkhol 14% atau 1.5%.  
Read more

Fermented Food ala Jepang dan Indonesia

Image
  Jika kita di Indonesia mengenal banyak sekali makanan hasil fermentasi seperti tempe, oncom, tauco, brem, tapai, peuyeum, dadih, tempoyak, ikan peda, bekasem, lema, petis, kecap, kecap ikan, dan terasi, maka Jepang juga memilikinya beberapa makanan hasil fermentasi.  Salah satu yang cukup terkenal adalah natto. J epang tidak terlalu banyak memiliki makanan hasil fermentasi dibandingkan dengan Indonesia.  Selain natto, Jepang punya katsuoboshi (ikan fermentasi kering), tsukemono (acar sayur), umeboshi (ume kering), benishoga (acar jahe), shiokara (seafood fermentasi) (shottsuru (kecap ikan). Natto   Rasa natto yang menyengat dan tajam menjadikannya salah satu makanan fermentasi Jepang yang paling “memecah belah” persatuan di antara orang Jepang sendiri dan orang asing. Mereka yang menikmatinya menyebut cita rasa natto adalah “biasa”, sedangkan mereka yang tidak menyukainya menyamakannya dengan memakan “sepatu tua”. Natto adalah kedelai yang difermentasi dengan  B
Read more